Penduduk, Kebudayaan, dan Masyarakat

MENGKAJI PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL
Indonesia dalam pertumbuhan penduduk di dunia adalah salah satu yang tercepat,  bagaimana tidak bayangkan saja Indonesia merupakan Negara ke-4 dalam Negara penduduk terpadat. Dengan mengetahui informasi tersebut tentu membuat kita berpikir ‘pengaruh apa yang ditimbulkan oleh penduduk sepadat itu?’. Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah dapat menimbulkan pengaruh ekonomi, sosial, tingkah laku, politik, dan sebagainya. Dan kali ini saya akan membahas tentang pengaruh sosial yang ditimbulkannya.
Salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan penduduk begitu cepat ialah:
1. Kelahiran  
2. Perpindahan penduduk
1.  Faktor yang mempengaruhi kelahiran tersebut salah satunya ialah:
a. Menikah di usia muda
b. Tidak adanya program Keluarga Berencana di suatu daerah
c. Pandangan masyarakat bahwa ‘banyak anak, banyak rezeki’
2.  Faktor yang mempengaruhi perpindahan penduduk ialah:
a.    Ingin mencoba peruntungan atau mengubah nasib dengan hidup di kota
b.    Menumpuknya lapangan kerja di Indonesia
c.    Ingin mendapatkan taraf hidup yang lebih dibanding di daerah

3.  Pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan sosial
Pertumbuhan penduduk yang signifikan akan berdampak pada perubahan sosial kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku dalam masyarakat. Berikut ini penjelasan mengenai pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan sosial di masyarakat:
a. Meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan pokok yang harus terpenuhi, yaitu sandang, pangan, dan papan. Ketiga kebutuhan ini tidak bisa di elakan lagi dan harus terpenuhi untuk kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan sandang dapat dipenuhi oleh industri tekstil, kebutuhan pangan dapat dipenuhi oleh industri pertanian, dan kebutuhan papan dapat dipenuhi oleh industri bahan bangunan. Jika terjadi ledakan jumlah penduduk, maka semakin banyak pula manusia yang membutuhkan asupan sandang, pangan, dan papan. Tapi apa yang terjadi jika ternyata persediaan sandang, pangan, dan papan yang ada ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk yang jumlahnya semakin bertambah ? Dalam buku berjudul The Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun 1968 oleh Paul R. Ehrlich meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat terlalu banyaknya penduduk dan pertumbuhan penduduk yang begitu pesat. Karya tersebut menggunakan argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay on the Principle of Population (1798), bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan yang akan mengakibatkan kelaparan . Sebagai contoh untuk kebutuhan pangan, pemerintah memiliki BULOG (Badan Urusan Logistik) untuk pemerintah pusat dan DOLOG (Depot Logistik) untuk pemerintah daerah yang berfungsi salah satunya untuk menjamin ketersediaan kebutuhan pangan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan lain-lain. Semakin bertambahnya penduduk, maka akan semakin banyak pula kebutuhan pokok yang harus disediakan oleh DOLOG dan BULOG. Bagaimana jika kebutuhan sembako yang disediakan oleh DOLOG dan BULOG ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk di daerah itu. Tentu sembako akan menjadi barang rebutan dan akan menjadi barang yang langka yang mengakibatkan harganya akan semakin melonjak tinggi dan masyarakat yang berada di kelas ekonomi menengah ke bawah tidak mampu mencukupi kebutuhan pangan tersebut, dan tentu akan berdampak pada kemiskinan yang kian parah.
b. Berkurangnya lahan tempat tinggal
Untuk memenuhi kebutuhan papan yakni rumah tentu kita memerlukan lahan untuk membangun. Semakin bertambah banyak penduduk, tentu kebutuhan akan rumah semakin banyak dan otomatis lahan yang dibutuhkan semakin banyak. Sementara lahan yang tersedia luasnya tetap. Yang akan terjadi adalah padatnya pemukiman dan sedikit sekali lahan-lahan kosong yang tersisa karena semakin sedikitnya lahan yang kosong, akan membuat harga tanah semakin melonjak, dan tentu saja masyarakat ekonomi menengah ke bawah tidak mampu membeli tanah untuk membangun rumah, sehingga mereka mencari lahan lain untuk tinggal, seperti kolong jembatan, taman kota, stasiun, emperan toko, dan lain-lain. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan papan, untuk memenuhi kebutuhan pangan pun kita memerlukan lahan pertanian. Misalnya beras, untuk menghasilkan beras tentu diperlukan sawah untuk menanam padi. Semakin bertambahnya penduduk semakin bertambah pula kebutuhan akan beras. Dan semakin bertambahnya kebutuhan beras akan semakin bertambah pula kebutuhan akan lahan untuk menanam padi. Apa yang terjadi jika lahan ‘lumbung padi’ nasional semakin lama semakin berkurang. Jika kita dilihat dua fenomena di atas, ledakan penduduk  akan mengakibatkan terjadinya perebutan lahan untuk perumahan dan pertanian. Dan sebagian besar fenomena yang terjadi dewasa ini adalah pengikisan lahan yang lebih diutamakan untuk perumahan. Kemudian ledakan penduduk juga akan berakibat semakin berkurangnya rasio antara luas lahan dan jumlah penduduk atau yang  biasa kita sebut dengan kepadatan penduduk.

c. Meningkatnya investor yang datang
Dengan banyaknya jumlah penduduk akan berakibat menjamurnya pusat perbelanjaan. Seorang pengusaha tentu akan membangun usahanya ditempat yang strategis, tempat yang ramai, dan tempat yang menurutnya banyak terdapat konsumen. Kawasan padat penduduklah yang akan menjadi incaran para investor atau pengusaha. Untuk daerah perkotaan, para pengusaha akan cenderung untuk membangun pusat perbelanjaan modern atau yang biasa kita sebut Mall. Mungkin menurut sebagian besar orang, suatu daerah yang memiliki banyak Mall mencirikan bahwa daerah tersebut adalah daerah metropolitan yang masyarakatnya cenderung berada di kelas ekonomi menengah ke atas dan akan mendongkrak gengsi masyarakat. Padahal fakta yang ada di balik fenomena menjamurnya pusat perbelanjaan modern adalah meningkatnya sifat konsumtif. Jika jumlah pusat perbelanjaan di suatu daerah semakin banyak, lama kelamaan akan menimbulkan sifat konsumtif masyarakat di daerah tersebut.
Sifat konsumtif dapat berujung ke sifat malas, tidak  kreatif,dan akhirnya akan menuju ke arah kemiskinan. Mengapa sifat konsumtif dapat berujung ke sifat malas ? Hal ini disebabkan  karena masyarakat merasa semuanya sudah tersedia di pusat perbelanjaan tersebut. Sehingga mereka malas untuk  memproduksi sesuatu. Dan akibatnya masyarakat akan terus bergantung pada keberadaan pusat perbelanjaan tersebut dan menjadi masyarakat yang tidak produktif.

d.    Meningkatnya angka pengangguran
Semakin bertambahnya jumlah penduduk tentu akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang tersedia. Namun bagaimana jika lapangan pekerjaan yang tersedia tidak cukup menampung jumlah tenaga kerja yang ada. Tentu hal ini akan berdampak pada meningkatnya angka pengangguran.
Ledakan penduduk adalah masalah yang harus segera ditangani dengan serius oleh pihak-pihak yang terkait karena apabila permasalahan ini terus berlanjut akan mengakibatkan dampak-dampak yang telah dijelaskan. Adapun solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan ledakan penduduk yaitu:
a. Melakukan program transmigrasi
b. Menggalakkan program keluarga berencana
c. Mengoptimalkan lahan dengan menggunakan teknologi.
d. Pemerataan pembangunan

HUBUNGAN ANTAR MASALAH PENDUDUK DENGAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN

A.   PENGRTIAN PENDUDUK
Penduduk adalah suatu kelompok manusia yang menempati suatu domisili atau daerah dengan tujuan menetap. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:
1.     Kelahiran
Faktor tersebut paling berpengaruh terhadap pertumbuhan suatu penduduk di suatu tempat. Rumus menghitung kelahiran penduduk yaitu: CBR= B/P*1000
     Ket:   CBR: Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
              B: Jumlah kelahiran dalam satu tahun
              P: Jumlah penduduk dalam pertengahan
              1000: Konstanta
2.    Kematian
Didefinisikan sebagai meninggalnya suatu penduduk dalam suatu wilayah. Rumus menghitung angka kematian: CDR= D/P*K
Ket:   CDR : Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar)
D: Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P : Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K : Bilangan konstan 1000
3.    Perpindahan Penduduk
Dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana penduduk berpindah tempat tinggal dari suatu daerah ke daerah lain.

B.    PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Budaya adalah suatu tradisi/adat yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang atau sesepu di suatu wilayah penduduk tersebut. Terbentuknya budaya yang diwariskan oleh nenek moyang bisa disebabkan oleh faktor bahasa, tingkah laku, dan prinsip atau pandangan hidup pada zaman dahulu kala.

C.    KETERKAITAN ANTARA PENDUDUK DENGAN KEBUDAYAAN
Penduduk dan budaya sangat erat kaitannya, karena budaya dan kependudukan yang sama-sama telah diwariskan oleh nenek moyang kita sejak dahulu kala dan telah menjadi ciri khas dari penduduk tersebut. Jika penduduk dan budaya tidak saling berkaitan maka tidak akan menjadi suatu ciri khas dari suatu wilayah penduduk tersebut.

D.   HUBUNGAN ANTARA MASALAH PENDUDUK DENGAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan. Gerak manusia terjadi oleh karena mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lain. Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1.     Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2.    Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.
Gerak tersebut tidak hanya disebabkan oleh jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Perubahan kebudayaan terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Beberapa masalah yang menyangkut proses itu adalah :
·         Unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima
·         Unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima
·         Individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur baru
·         Ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya? Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta, maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada awalnya peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh terhadap peraturan tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam suatu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya. Hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul, manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat. Contoh kebudayaan asing yang telah masuk ke Indonesia adalah:
a.    Bahasa
b.    Gaya Berpakaian
c.    Tingkah Laku

Menurut Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi “Kebudayaan adalah hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat”.



Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/penduduk

Komentar