INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

1.     PENGERTIAN INDIVIDU DAN PERTUMBUHAN
a.            Individu berasal dari bahasa Yunani yaitu individium yang dapat diartikan sebagai tidak terbagi. Individu merupakan kesatuan yang terbatas artinya sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Jadi, individu dapat diartikan secara garis besar adalah manusia yang mempunyai peran khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Sebagai individu kita mempunyai 3 aspek penting, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Proses yang meningkatakan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri. Dengan demikian manusia merupakan mahluk individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi merupakan pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya.
b.            Pertumbuhan dapat diartikan sebagai berubahnya kualitatif dan/atau kuantitatif pada suatu materil akibat pengaruh lingkungan. Pertumbuhan secara kuantitatif adalah suatu proses pertambahan jumlah sel tubuh suatu organisme dengan pertumbuhan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible/permanen (tidak dapat kembali). Sedangkan secara kualitatif pertumbuhan adalah dimana suatu organisme dapat lebih dewasa, bermakna, dan tumbuh sebagai organisme yang bermanfaat.

2.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
Sebagai individu ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya, yaitu:
a.      Faktor biologis
Sebagai individu tentu kita membutuhkan yang namanya pertumbuhan, dan pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh faktor biologis seperti karakter, fisik, dan pikiran.
b.      Faktor geografis
Setiap individu mempunyai tempat tinggal, dan tempat tinggal mempunyai suatu letak geogafis. Jika faktor tempat tinggal mereka berada di lingkungan yang kurang baik maka pertumbuhan mereka juga kurang baik, begitupun sebaliknya.
c.       Faktor kebudayaan
Faktor kebudayaan memiliki peran khusus dalam pertumbuhan setiap individu. Jika suatu individu telah menyatu dengan suatu kebudayaan tertentu maka individu tersebut kemungkinan akan ikut tumbuh bersama kebudayaan tersebut.

3.     PENGERTIAN FUNGSI KELUARGA DAN JENIS DARI FUNGSI KELUARGA
a.      Pengertian Fungsi Keluarga
Keluarga merupakan peran penting atas suatu tingkah laku, kepribadian, dan pertumbuhan suatu individu. Di belahan dunia manapun tidak ada satu individu yang hidupnya tidak membutuhkan suatu keluarga, karena keluarga merupakan aspek vital dalam kegiatan individu. Keluarga dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu Keluarga Inti(conjugal family) dan Keluarga kerabat(consanguine family). Yang termasuk ke dalam Keluarga Inti adalah yang mempunyai ikatan pernikahan yaitu terdiri dari suami, istri, dan anak-anak mereka yang belum menikah. Berbeda dengan Keluarga Inti, Keluarga Kerabat ialah mempunyai suatu ikatan darah dan keturunan dari beberapa kerabat.
b.      Jenis Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga telah dibagi menjadi beberapa contoh, yaitu:
1.      Fungsi Pengaturan Keturunan
Pada umumnya masyarakat telah terbiasa dengan aktiitas seks yang tidak menyebabkan kehamilan, dengan cara menggunakan kontrasepsi, aborsi, maupun teknik lainnya. Meskipun sebagian masyarakat tidak membatasi kehidupan seks pada situasi perkawinan, tetapi semua masyarakat setuju bahwa keluarga akan menjamin reproduksi. Karena fungsi reproduksi tersebut untuk menjamin suatu kelangsungan hidup suatu individu, meskipun terkadang reproduksi tersebut hanya untuk memuaskan fungsi biologis saja.
2.      Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Peran dari sosialisasi terutama terhadap pertumbuhan individu sangatlah penting. Karena suatu individu tidak akan bisa hidup tanpa adanya individu lainnya, itulah sebabnya mengapa sosialisasi sangat penting untuk individu, terutama di dalam sebuah keluarga. Pendidikan tidak hanya dapat diperoleh ketika kita bersekolah tetapi di dalam sebuah keluarga kita bisa dan harus mendapatkannya. Peran orangtua dan keluarga yang sangat penting dalam mendidik anak-anak mereka dengan baik dan benar, agar kelak suatu individu tersebut tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas.
3.      Fungsi Ekonomi
Kebutuhan sandang, pangan, dan papan tentulah sangat kita butuhkan dalam kehidupan. Kebutuhan tersebut dapat kita peroleh dengan adanya faktor ekonomi, maka suatu individu agar dapat tetap hidup membutuhkan ekonomi yang cukup dari keluarga jika belum bekerja.
4.      Fungsi Pelindung
Fungsi ini adalah bertujuan untuk melindungi suatu hubungan atau keharmonisan dalam berkeluarga dan juga melindungi anggota keluarga dari bahaya yang mengancam di sekitarnya. Karena adanya Negara, maka fungsi ini pun diambil alih oleh instansi Negara.
5.      Fungsi Penentuan Status
Jika dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang besar, maka keluarga akan mewariskan statusnya pada tiap-tiap anggota atau individu sehingga tiap-tiap anggota keluarga mempunyai hak-hak istimewa. Perubahan status ini biasanya melalui perkawinan. Hak-hak istimewa keluarga, misalnya menggunakan hak milik tertentu, dan lain sebagainya. Jadi, status dapat diperoleh melalui assign status maupun ascribed status. Assigned Status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan lainnya. Sedangkan Ascribed Status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
6.      Fungsi Pemeliharaan
Pada dasarnya suatu keluarga akan memelihara anggota keluarganya yang menderita sakit dan lanjut usia. Tetapi seiring berjalannya waktu yang kian modern maka banyak keluarga yang menitipkan anggotanya kepada rumah sakit, maupun panti jompo.
7.      Fungsi Afeksi
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan kasih sayang atau rasa dicintai. Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa kenakalan yang serius adalah salah satu ciri khas dari anak yang sama sekali tidak pernah mendapatkan perhatian atau merasakan kasih sayang. Di sisi lain, ketiadaan afeksi juga akan menggerogoti kemampuan seorang bayi untuk bertahan hidup.

4.     PENGERTIAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
a.      Pengertian Keluarga
Keluarga berasal dari kata kaluwarga yang artinya lingkungan yang terdapat beberap anggota yang masih mempunyai hubungan darah. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari Kepala Keluarga dan beberapa anggota keluarga yang tinggal dalam suatu tempat yang sama dan saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Seperti tadi yang telah dibahas keluarga dibagi menjadi 2 golongan. Peran keluarga mempengaruhi sifat, karakter, dan tingkah laku suatu anggota keluarga tersebut. Suatu keluarga tentu mempunyai Kepala Keluarga yang biasa disebut ayah bertugas untuk mencari nafkah dan membimbing anggota keluarga tersebut. Sedangkan tugas dari wakil kepla keluarga atau yang biasa disebut ibu adalah untuk mengurus kebutuhan rumah tangga, keperluan suatu keluarga, dan pengurus anggota keluarga lainnya.
b.      Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok dengan jumlah yang relatif sangat banyak dan menempati suatu wilayah yang sama. Kata masyrakat sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu Musyarak.  Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktana, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional. Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara. Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.

5.     PERBEDAAN GOLONGAN MASYARAKAT
a.      Masyarakat Majemuk
Dalam masyarakat majemuk manapun, mereka yang tergolong sebagai minoritas selalu didiskriminasi. Ada yang didiskriminasi secara legal dan formal, seperti yang terjadi di negara Afrika Selatan sebelum direformasi atau pada jaman penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang di Indonesia. Dan, ada yang didiskriminasi secara sosial dan budaya dalam bentuk kebijakan pemerintah nasional dan pemerintah setempat seperti yang terjadi di Indonesia dewasa ini. Dalam tulisan singkat ini akan ditunjukkan bahwa perjuangan hak-hak minoritas hanya mungkin berhasil jika masyarakat majemuk Indonesia kita perjuangkan untuk dirubah menjadi masyarakat multikultural. Karena dalam masyarakat multikultural itulah, hak-hak untuk berbeda diakui dan dihargai. Tulisan ini akan dimulai dengan penjelasan mengenai apa itu masyarakat Indonesia majemuk, yang seringkali salah diidentifikasi oleh para ahli dan orang awam sebagai masyarakat multikultural. Uraian berikutnya adalah mengenai dengan penjelasan mengenai apa itu golongan minoritas dalam kaitan atau pertentangannya dengan golongan dominan, dan disusul dengan penjelasan mengenai multikulturalisme. Tulisan akan diakhiri dengan saran mengenai bagaimana memperjuangkan hak-hak minoritas di Indonesia.
b.      Masyarakat Majemuk Indonesia
Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional, yang biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsa dalam wadah negara. Sebelum Perang Dunia kedua, masyarakat-masyarakat negara jajahan adalah contoh dari masyarakat majemuk. Sedangkan setelah Perang Dunia kedua contoh-contoh dari masyarakat majemuk antara lain, Indonesia, Malaysia, Afrika Selatan, dan Suriname. Ciri-ciri yang menyolok dan kritikal dari masyarakat majemuk adalah hubungan antara sistem nasional atau pemerintah nasional dengan masyarakat suku bangsa, dan hubungan di antara masyarakat suku bangsa yang dipersatukan oleh sistem nasional. Dalam perspektif hubungan kekuatan, sistem nasional atau pemerintahan nasional adalah yang dominan dan masyarakat-masyarakat suku bangsa adalah minoritas. Hubungan antara pemerintah nasional dengan masyarakat suku bangsa dalam masyarakat jajahan selalu diperantarai oleh golongan perantara, yang posisi ini di Hindia Belanda dipegang oleh golongan Cina, Arab, dan Timur Asing lainnya untuk kepentingan pasar. Sedangkan para sultan dan raja atau para bangsawan yang disukung oleh para birokrat (priyayi) digunakan untuk kepentingan pemerintahan dan penguasaan. Atau dipercayakan kepada para bangsawan dan priyayi untuk kelompok-kelompok suku bangsa yang digolongkan sebagai terbelakang atau primitif. Dalam masyarakat majemuk dengan demikian ada perbedaan-perbedaan sosial, budaya, dan politik yang dikukuhkan sebagai hukum ataupun sebagai konvensi sosial yang membedakan mereka yang tergolong sebagai dominan yang menjadi lawan dari yang minoritas. Dalam masyarakat Hindia Belanda, pemerintah nasional atau penjajah mempunyai kekutan iliter dan polisi yang dibarengi dengan kekuatan hukum untuk memaksakan kepentingan-kepentingannya, yaitu mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia. Dalam struktur hubungan kekuatan yang berlaku secara nasional, dalalm penjajahan hindia Belanda terdapat golongan yang paling dominan yang berada pada lapisan teratas, yaitu orang Belanda dan orang kulit putih, disusul oleh orang Cina, Arab, dan Timur asing lainnya, dan kemuian yang terbawah adalah mereka yang tergolong pribumi. Mereka yang tergolong pribumi digolongkan lagi menjadi yang tergolong telah mengenal peradaban dan mereka yang belum mengenal peradaban atau yang masih primitif. Dalam struktur yang berlaku nasional ini terdapat struktur-struktur hubungan kekuatan dominan-minoritas yang bervariasi sesuai konteks-konteks hubungan dan kepentingan yang berlaku.

6.     HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
a.      Makna Individu
Individu merupakan suatu penyusun dari suatu keluarga. Individu juga mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda.
b.      Makna Keluarga
Keluarga adalah unit penyusun masyarakat. Keluarga mempunyai 2 atau lebih individu di dalamnya. Keluarga adalah peran penting dalam pembangunan masyarakat dan pertumbuhan individu.
c.       Makna Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok keluarga yang terdiri dari individu dalam jumlah yang relatif banyak dan menetap dalam suatu wilayah yang sama. Masyarakat merupakan faktor penting untuk individu tetap bersosialisasi dan menjalankan kehidupan.
d.      Hubungan Antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Suatu masyarakat tidak akan tercipta jika tidak adanya sekelompok keluarga yang menetap dalam wilayah yang sama, dan keluarga tidak akan terbentuk tanpa adanya suatu individu di dalamnya. Individu membutuhkan keluarga untuk berkembang, dan juga membutuhkan masyarakat untuk bersosialisasi.

7.     PENGERTIAN DAN PROSES URBANISASI
a.      Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah berpindahnya suatu kelompok tertentu dari desa ke kota dengan bertujuan untuk menetap. Urbanisasi merupakan tradisi yang telah berjalan di Indonesia selama bertahun-tahun dan menjadi suatu masalah bagi penduduk kota maupun bagi penduduk desa itu tersendiri. Penyebaran penduduk yang tidak merata antara di desa dengan di kota menyebabkan membludaknya kebutuhan sandang, pangan, papan, dan juga transportasi yang ada di kota. Mungkin dikarenakan banyaknya perusahaan besar yang ada di kota sehingga para penduduk desa ingin mengais rejeki di kota.
b.      Proses Urbanisasi
Proses terjadinya urbanisasi tidak lepas dari dorongan ekonomi, sarana dan prasarana, dan juga pendidikan yang terdapat di kota. Para pendatang biasanya hanya untuk mencari kerja di kota tetapi jika tidak mendapat pekerjaan, maka para pendatang akan menetap dan malu untuk pulang ke desa. Tetapi, mungkin saja kehidupan di desa yang kurang memadai dan kurangnya lapangan pekerjaan sehingga menyebabkan urbanisasi.

8.     MASALAH SOSIAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN INDIVIDU DAN KELUARGA
Masalah sosial yang berhubungan dengan perkembangan individu dan keluarga
Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang terbatas di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan organisasinya itu, menusia mengembangkan sistem-sistem dalam hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan hidup dan lain-lain. Dalam kehidupannya sejak lahir manusia itu telah mengenal dan berhubungan dengan manusia lainnya. Seandainya manusia itu hidup sendiri, misalnya dalam sebuah ruangan tertutup tanpa berhubungan dengan manusia lainnya, maka jelas jiwanya akan terganggu.
Naluri manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness” dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan adanya naluri ini, manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kehidupannya dan memberi makna kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan, sekaligus apat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada dalam diri manusia yaitu :
            1. Menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya
            2. Menyatu dengan suasana dalam sekelilingnya
Kesemua itu dapat terlihat dari reaksi yang diberikan manusia terhadap alam yang kadang kejam dan ramah kepada mereka. Manusia itu pada hakekatnya adalah mahluk sosial, tidak dapat hidup menyendiri. Ia merupakan “Soon Politikon” , manusia itu merupakan mahluk yang hidup bergaul, berinteraksi. Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia, kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat. Maka terjadilah suatu sistem yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang mengatur kehidupan mereka, memenuhi kebutuhan hidupnya.


DAFTAR PUSTAKA:

http://ginadamar.wordpress.com

http://pengertiandefinisi.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga

http://arfanart.wordpress.com/2011/11/11/makalah-isd-bab-3/

http://ysakthi.blogspot.com

Komentar